Deddy Wigraha
Deddy Wigraha (Istimewa)

Sejak kecil I Made Deddy Wigraha sudah melakoni olahraga bela diri. Pencak silat, taekwondo, hingga kick boxing pernah ia coba. Saat menetap di Amerika, Deddy berkenalan dengan jiu-jitsu dari Brasil. Dari sekadar latihan, Deddy akhirnya menekuni bela diri yang merupakan modifikasi dari jujutsu dari Jepang.
Dari hobi, Deddy malah serius menekuni jiu-jitsuhingga mendapatkan sabuk hitam. Tahun 1999 Ia kembali ke Indonesia dan mulai memperkenalkan beladiri yang tidak mengandalkan kekuatan. Pria berdarah Bali-Belanda itu membuka klub khusus jiu-jitsu pertama di Indonesia. Mantan Model ini mencetak pelatih-pelatih yang satu misi dengannya untuk menyebarkan bela diri yang dikembangkan oleh Helio Gracie.
Meski sudah sejak tahun 2000-an diperkenalkan di Indonesia, namun jiu-jitsu masih kalah pamor dengan muay-thai. Impian Deddy, di masa depan makin banyak orang Indonesia yang menjajal seni bela diri ini. Karena, jiu-jitsu sangat berguna tidak hanya untuk kesehatan, membentuk tubuh, namun juga untuk pertahanan diri, khususnya bagi perempuan. Deddy bercerita banyak tentang usahanya memperkenalkan jiu-jitsu di Indonesia dalam wawancara berikut.
Bagaimana Anda mengenal jiu-jitsu?
Awalnya karena saya kan sekolah di Amerika. Saya suka bela diri dari kecil. Di Amerika ingin coba bela diri lagi. Saya mencari ke semua sekolah bela diri, kick boxing, aikido, sampai akhirnya ada acara televisi namanya Ultimate Fighting Championship (UFC). Di situ semua bela diri bisa diadu. Dan waktu saya nonton, yang menang juaranya Royce Gracie. Orangnya enggak gedecuma 75 kilogram dan 180 cm. Saya pikir kok bisa? Saya cari tahu, akhirnya dapat satu sekolah.

Dari 1996, saya ikut jiu-jitsu di Los Angeles. Sampai saya menyelesaikan studi di Amerika, saya kembali ke Indonesia dan melihat belum ada jiu-jitsu. Tahun 1998, rencana awal hanya untuk latihan sendiri dan mengajak teman-teman.
Tahun 2000, TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) menyiarkan UFC, sampai akhirnya orang tahu dan di Indonesia bikin tarung bebas. Saya sempat dapat kesempatan latih orang Indonesia dan menang. Di Jepang pun dia menang. Diari situ mulai, saya mau serius, dan membuat klub Brazilian Jiu-Jitsu Alliance Indonesia.
Apa beda jiu-jitsu dari Brasil dengan jujutsu asal Jepang?

jiu-jitsu berasal dari kata jiu yang artinya gentle dan jitsu berarti art. Jadi bela diri tidak banyak menggunakan tenaga. Jiu-jitsu (atau jujutsu) itu dari Jepang. Di awal 1900 petarung jujutsuJepang namanya Mitsuyo Maeda yang membawanya ke Brasil. Dia punya utang budi dengan keluarga Gracie, lalu mengajarkan seni bela diri itu. Salah satu keluarga, Carlos Gracie, mengajarkan ke adiknya, Helio Gracie yang kecil dan sakit-sakitan. Helio enggak bisa gunakan banyak tenaga. Jadi dia mulai memodifikasi gerakan jujutsu yang cocok dengan dia. Berlawanan dengan orang yang ukuran badannya lebih gede bagaimana bisa tetap menang? caranya dengan teknik kuncian tangan, cekikan leher, kaki, dan bahu.

Bagaimana perjuangannya mendapatkan ban hitam?

Enggak mudah. Saya awalnya mau latihan saja. Saya gabung dengan klub. Untuk dapat sabuk hitam, saya harus ke Atalanta dan bertemu founder jiu-jitsu di sana.

Sejak tahun 2000 diperkenalkan, bagaimana perkembangan jiu-jitsu di Indonesia?
Orang-orang mulai banyak yang latihan. Sekarang bersyukur sekolah makin besar. Di sekolah saya ada 380 orang. Kalau sejak awal bisa ribuan jumlah orang yang pernah latihan jiu-jitsu di tempat saya.

Sudah puas dengan perkembangan jiu-jitsu?
Kalau jiu-jitsu sekarang sudah ada awarness di Indonesia. Sudah banyak yang tahu. Saya sudah senang. Harapan saya, jiu-jitsu jangan hanya besar di kota besar, seperti Jakarta saja. Saya ingin jiu-jitsu berkembang di seluruh Indonesia. Saya sedang berusaha untuk mencetak banyak pelatih. Di Indonesia penduduk 250 juta orang, tapi presentasi yang belajar jiu-jitsu masih kecil. Saya harap semua orang bisa belajar, enggak hanya buat pria, tapi juga untuk wanita dan anak-anak. Karena sangat baik sekali untuk pertahanan diri, pembentukan tubuh, dan latihan kardio.

Jiu-jitsu masih kalah pamor dibanding muay-thai?
Ya, memang kalah jauh. Muay-thai memang lebih mudah dipelajari daripada jiu-jitsu. Itu perlu at least tiga hingga enam bulan untuk beradaptasi dengan tekniknya. Karena ada step-step-nya. Pada awalnya, jiu-jitsu memang agak sulit.

Pernah bosan dengan jiu-jitsu?
Saya sudah full time. Saya mengajar dari Senin sampai Sabtu. Libur hanya Minggu. Saya lakukan ini karena saya suka. I am doing something that i love. Saya enggak pernah capai dan bosan. Saya enjoy. Saya enggak pernah mengeluh.

Pernah dipraktikkan di situasi bahaya?
Pernah. Kejadian di jalan, waktu itu saya masih di Amerika. Teman saya diganggu oleh orang yang badannya besar. Saya masih muda, saya pikir saya mau praktikkan. Jiu-jitsu ini bisa dipakai sebagai street fighting. Saya benar-benar merasakan manfaatnya. Teman saya pernahmatahin orang, pernah bikin orang pingsan. Saya pernah merasakan dikalahkan oleh perempuan waktu di Amerika. Padahal tubuh saya besar. Tapi bisa dikalahkan sama perempuan kecil. Hampir dipatahin tangannya.

Ke depan, saya ingin wanita bisa belajar jiu-jitsu untuk pertahanan diri. Wanita masih jarangbanget yang latihan. Di tempat saya dari 300 orang yang wanita aktif latihan hanya lima orang. Mereka belum dapat awarness-nya. Kalau di jalan, dia ditangkap orang dijatuhin, enggak tahu bagaimana cara melawannya. Melawan dalam keadaan seperti itu tidak sekadar menendang alat vital pria. It's not that simple. Jiu-jitsu berguna untuk dipraktikkan pada abusive boyfriend. Itu yang ingin saya fokuskan ke depan.(Sumber Beritasatu.com)
Rizky Amelia/AB